Senin, 15 Agustus 2011

MULIA 'terhadap hal-hal yang kecil' ( Ditulis: Senin, 02 Juni 2008 )

Karena terlalu sibuk memikirkan ancaman yang bisa datang dari gajah, kita melupakan fakta bahwa nyamuk lebih pasti menggigit. Data statistik telah membuktikan bahwa lebih banyak orang yang meninggal karena gigitan nyamuk, daripada yang meninggal karena gigitan gajah.
Mari kita periksa kekhawatiran kita, dan perhatikanlah bagaimana kita cenderung melupakan hal-hal kecil yang justru menjadi syarat bagi tercapainya hal-hal besar yang kita harapkan.
Jadi, 'jangan khawatir, gajah tidak pernah menggigit'.
Namun jangan dilupakan, hal-hal kecil kita lihat dari kebaikan sumbernya. Dari siapapun dan dari apapun.
Seperti "TEKO", meski hanya dengan aliran kecil yang bisa dikucurkan, dengan "isi" yang baik akan mengucurkan "isi" yang baik pula, dan sebaliknya. Nasehat kebaikan sekecil apapun akan memberikan ilmu bagi kita semua, kita dapat merasakan "tetesan kebaikan" dari setiap kata-kata kebaikan tersebut.
'Masalah besar selalu bisa diatasi dengan kemauan besar. Dan kemauan besar itu dibuktikan dengan hormatnya kepada hal-hal kecil yang penting'.
( Dari berbagai sumber )

Rabu, 03 Agustus 2011

MULIA 'Meraut Masa Depan' ( Ditulis: Senin, 26 Mei 2008 )

Jika Anda meyakini diri Anda diciptakan hanya untuk meraih hal-hal yang kecil saja, maka Anda pun hanya akan mendapatkan yang kecil-kecil saja dalam hidup ini. Tapi sebaliknya, bila Anda yakin bahwa diri Anda diciptakan untuk menggapai hal-hal yang besar, niscaya Anda akan memiliki semangat dan tekad yang besar yang akan mampu menghancurkan semua aral dan hambatan. Ini dapat kita saksikan dalam banyak kenyataan hidup. Barangsiapa ikut lomba lari seratus meter misalnya, ia akan merasa lelah ketika telah menyelesaikannya. Lain halnya dengan seorang peserta lomba lari empat ratus meter, ia belum merasa lelah ketika sudah menempuh jarak seratus meter, dua ratus meter, bahkan tiga ratus meterKarena, jiwa hanya akan memberikan kadar semangat sesuai dengan kadar atau tingkatan sesuatu yang akan dicapai seseorang. Maka, hendaklah tujuan Anda itu selalu yang tinggi. Jangan membatasi kemampuan yang diberikan Tuhan kepada kita, karena dengan demikian Anda membatasi kesempatan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.
Ingat kisah nyata seorang Taiwan yang cacat terkena sengatan listrik, hilang kedua tangan, hilang satu kaki kanan, hilang penglihatan sebelah kanan. Dengan sangat bersusah payah dia berusaha ingin memegang pensil, setelah bisa meraihnya, dengan bersusah payah ingin menulis dan melukis, setelah berhasil, dengan lebih bersusah payah lagi, dia ingin dapat meraut pensil tersebut. Dan pekerjaan yang terakhir ini adalah sebuah perjuangan yang sangat besar baginya. Dengan sangat bangga dan terharu, dia ceritakan hal tersebut ke 'guru'-nya, dengan penuh motivasi dan pengharapan sang 'guru' menjawab: " Kamu tidak hanya berhasil meraut pensil, namun kamu telah berhasil 'meraut' masa depan".

( Dari berbagai sumber )